Kamis, 19 September 2013

Taksonomi Bloom


Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Untuk dapat mewujudkan prinsip yang ketiga diperlukan pemahaman ulang tentang Taksonomi Bloom sebagai pedoman dalam proses pembelajaran maupun dalam penilaian. Taksonomi Bloom dapat di unduh disini!

Data Profil

Untuk melengkapi data base sinergitas antara Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, diperlukan dukungan data yang lengkap, maka kami mohon  bapak ibu Kepala SMP dilingkungan  Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas untuk membantu melengkapi data yang tersedia diformat 3.14,  format data profil dapat di Download di sini, Terima kasih atas kerjasamanya.

Senin, 09 September 2013

Pembelajaran Berbasis scientifik



Kurikulum 2013 mengamanatkan pembelajaran dengan pendekatan Scientifik.


Pergantian kurikulum berapa kalipun tidak akan bisa memperbaiki kualitas pendidikan jika tidak di barengi dengan perubahan pola pikir atau midset pendidiknya, terutama dalam proses pembelajaran. Maka dengan kurikulum 2013 ini hal yang paling urgen adalah prubahan proses pembelajaran yang berbasis ilmiah.

Kurikulum 2013 mengamanatkan proses pembelajaran dengan  pendekatan ilmiah atau scientifik, pendekatan ini wajib dilaksanakan untuk semua mata pelajaran karena  Pendekatan ilmiah diyakini sebagai  titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning)  ketimbang penalaran deduktif (deductivereasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah  15  menit dan perolehan  pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.