PENULISAN LAPORAN BEST PRACTICE PENGAWAS
SEKOLAH
1.
Pengantar
Peningkatan kompetensi pengawas sekolah salah satunya
dapat dilakukan dengan pengembangan profesi. Unsur pengembangan profesi
pengawas sekolah banyak macamnya yaitu membuat karya ilmiah/karya tulis,
membuat karya inovasi, membuat karya seni, dan menterjemahkan buku. Pada sub
unsur membuat karya ilmiah/karya tulis salah satu diantaranya adalah menyusun
laporan pengalaman terbaik/best
practice dari
kegiatan pengawasan yaitu melakukan pembinaan
guru/kepala sekolah, memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan menilai
guru dan/atau kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya
Materi ini disusun
untuk mempermudah peserta bimtek memahami pengertian, ciri-ciri dan tahapan
dalam menulis laporan best practice. Dengan
harapan pada akhir pembelajaran, peserta bimtek memiliki pemahaman tentang materi
tersebut sehingga mempunyai gambaran kongkrit tentang best practice pengawas sekolah yang akhirnya mampu menyusun
pengalaman terbaiknya untuk dibagikan pada pengawas sekolah lain, dan yang
lebih penting dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
memperbaiki kualitas pembimbingan/ pembinaan
terhadap guru/kepala sekolah.
2.
Uraian Materi
Materi pada KP 1 menguraikan tentang pengertian,
ciri-ciri dan tahapan best practice
pengawas sekolah.
a.
Pengertian Best
Practice
Kata best Practice digunakan untuk
mendeskripsikan atau menguraikan “pengalaman terbaik” dari keberhasilan
pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai
masalah dalam melaksanakan pengawasan kepada sekolah binaan, kepala sekolah dan/atau guru binaan. Jadi best practice bukan laporan kegiatan
tugas pokok pengawas sekolah.
Best
practice merupakan butir kegiatan 5 dari sub unsur pembuatan karya
tulis dan atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan pada unsur
pengembangan profesi yaitu menyampaikan prasaran berupa gagasan tinjauan dan
atau ulasan ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan dalam pertemuan
ilmiah. Dengan demikian satuan hasil best
practice berupa naskah karya tulis pengawas sekolah yang berisi uraian
ide/gagasan atau pengalaman nyata penulis dalam upaya mengatasi berbagai
masalah pendidikan formal/kepengawasan yang ada di sekolah-sekolah dalam
wilayah binaannya.
b.
Ciri-Ciri Best
Practice
Dalam
penulisan best practice terdapat
ciri-ciri yang harus ada pada laporan tersebut. Ciri-ciri best practice adalah [A1] sebagai
berikut:
1)
Best
practice mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam
memecahkan suatu masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran;
2)
Best
practice membawa sebuah perubahan/perbedaan sehingga sering
dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding
result) baik secara kualitatif maupun kuantitatif;
3)
Best
practice mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan
(keberhasilan lestari) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan/tidak sesaat;
4)
Best
practice mampu menjadi model dan memberi inspirasi kepada teman
sejawat, guru/kepala sekolah binaan dan pembuat kebijakan (pejabat); dan
5)
Cara dan
metoda yang dilakukan dan atau digunakan bersifat ekonomis dan efisien.
c.
Tahapan Best
Practice
Tahapan
penulisan Best pratice atau
pengalaman terbaik pengawas sekolah dilaksanakan secara sistematis melalui pendekatan
ilmiah, artinya penulisan laporan best
practice tersebut dilandasi suatu teori yang relevan dengan masalah
pendidikan dan pengawasan yang telah ada sebelumnya.
Penulisan
laporan best practice atau pengalaman terbaik di bidang pengawasan,
memerlukan ilmu pengetahuan dan seni pengawasan sebagai landasannya agar
diperoleh metode yang inovatif dan kreatif. Dibutuhkan data yang mendukung
dalam penyusunan laporan best practice.
Data yang dilampirkan nyata dialami pengawas sekolah selama mengatasi
permasalahan, meningkatkan mutu pendidikan dan/atau mengembangkan pengawasan.
Penyusunan
laporan best practice melalui
tahapan-tahapan tertentu. Agar laporan kegiatan pengawasan dapat dikategorikan best practice, jika pengawas sekolah
melakukan tahapan-tahapan berikut: (1) melakukan evaluasi diri tentang cara dan
strategi apa yang selama ini telah dilaksanakan; dan (2) melakukan evaluasi
terhadap output dan outcome (dampak). Dengan melakukan
evaluasi diri ditemukan kesenjangan antara teori atau regulasi/teori/konsep
dengan pelaksanaan dan/atau hasil pengawasan sekolah sehingga akan muncul ide
dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut
demi memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pengawasan, sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Laporan
best practice pengawas sekolah,
merupakan sebuah publikasi ilmiah yang memaparkan pengalaman terbaik dalam
mengatasi masalah pendidikan pada sekolah/guru binaan selama melaksanakan tugas
pengawasan.
|
Laporan best practice tidak
sama dengan laporan kegiatan pengawasan, walaupun kegiatan yang diangkat dalam
laporan best practice berasal dari salah
satu kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu
sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Selama satu tahun dalam melaksanakan kegiatan pengawasan,
pengawas sekolah perlu mengkaji dan mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah
dilakukan. Dari kajian setiap kegiatan yang sudah dilakukan pengawas sekolah diperhatikan
hasil (outstanding) mana yang luar
biasa. Hasil yang luar biasa dalam peningkatan mutu pendidikan atau kegiatan
pengawasan ini merupakan bahan dalam menyusun laporan best practice.
Setiap
pengawas sekolah dituntut menyusun program tahunan dan melaksanakan program itu
sesuai dengan jadwal kegiatannya. Banyak kegiatan pengawas sekolah yang berpotensi
untuk dijadikan sebagai pengalaman terbaik[A2] /best practice. Jenis kegiatan pengawas
sekolah yang dapat dijadikan sebagai bahan best
practice, antara lain:
1.
menyusun program pengawasan;
2.
melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;
3.
memantau pelaksanaan standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian pendidikan;
4.
melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah;
5.
melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan pada sekolah binaan;
6.
mengevaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi;
7.
menyusun program pembimbingan dan pelatihan
profesional Guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan
sejenisnya;
8.
melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional Guru dan kepala sekolah;
9.
melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala
sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
10. mengevaluasi
hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah;
11. membimbing
pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas
pokok; dan
12. melaksanakan
pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam
pelaksanaan penelitian tindakan.
Sangat mudah bagi pengawas sekolah untuk menyusun
laporan best practice jika mencermati macam-macam kegiatan pengawasan di atas.
Karena pada dasarnya kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh pengawas sekolah
selama melakukan tugas dan fungsi sebagai pengawas sekolah.
1.
Pengantar
Setiap kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
pengawas sekolah dapat digunakan sebagai bahan penulisan laporan best practice. Asalkan pengawas sekolah
mampu menjelaskan
cara pemecahan masalah, cara peningkatan kualitas pembelajaran, atau cara
peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan melalui tindakan yang dipandang
inovatif, efektif, dan kreatif. Langkah-langkah yang dipilih oleh pengawas
sekolah harus tertulis secara rinci.
Penulisan laporan best
practice berisi bagian awal, bagian isi, dan bagian penunjang. Bagian isi
perlu menjelaskan tindakan yang digunakan pengawas sekolah dalam pemecahan
masalah, peningkatan kualitas pembelajaran, atau peningkatan mutu pendidikan secara
keseluruhan. Bagian penunjang perlu melampirkan beberapa dokumen yang mendukung
kegiatan tersebut.
2.
Uraian Materi
Laporan best
practice ditulis dengan sistematika penulisan baku. Sistematika laporan best practice wajib memuat bagian awal,
bagian isi, dan bagian penunjang yang dilengkapi dengan bukti fisik pendukung
kegiatan tersebut.
Kerangka/sistematika
Laporan Best Practice pada umumnya
adalah sebagai berikut:
Bagian Awal terdiri
atas
·
halaman judul;
·
lembaran persetujuan;
·
kata pengantar;
·
daftar isi,
·
abstrak atau ringkasan,
·
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran (bila ada).
Lembar persetujuan ditandatangani disahkan dan oleh
Koordinator Pengawas. Namun apabila penulisnya adalah koordinator pengawas,
maka lembar pengesahan disahkan dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani bidang pendidikan.
Bagian isi terdiri
atas:
a.
Bab I
Pendahuluan:
·
Menjelaskan tentang latar belakang timbulnya cara
peningkatan
kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan secara keseluruhan,
rumusan dan pendekatan masalah, tujuan, dan manfaat.
·
Latar belakang menguraikan mengapa dan
bagaimana peningkatan
kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan itu terjadi serta justifikasi
bahwa peningkatan
kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan tersebut
sangat penting untuk dipecahkan, mengingat dampak terhadap proses
pengawasan/pendidikan sangat signifikan.
·
Pendekatan yang digunakan menguraikan [A3] berbagai
cara dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan, jelaskan
bahwa cara yang dipilih adalah yang terbaik (inovatif, ekonomis, lestari).
·
Tujuan dan manfaat menguraikan identifikasi
masalah, proses pemecahan dan manfaat hasil yang diperoleh.
b.
Bab II Kajian Teori/ Kajian Pustaka
Bab
ini berisi tentang teori-teori[A4] /konsep-konsep
yang digunakan untuk menganalisis hasil peningkatan kualitas pembelajaran dan/ atau mutu pendidikan
yang
dilakukan dalam pengawasan/ pendidikan.
Kajian teori/kajian pustaka dapat berupa laporan hasil penelitian/best practice terdahulu yang relevan
dengan tema best practice yang sedang
dilakukan baik dalam artikel dalam jurnal ilmiah maupun dalam bentuk buku.
c.
Bab III Pembahasan
Pembahasan yang
digunakan harus didukung data yang ada di sekolah. Pada Bab ini harus ada
kejelasan ide atau gagasan asli penulis yang terkait dengan upaya pemecahan
masalah dan sudah berhasil diterapkan. Langkah-langkah pembahasan masalah
antara lain:
·
menjelaskan cara pemecahan masalah dengan
menguraikan langkah-langkah atau cara-cara dalam memecahkan masalah, termasuk
hambatan-hambatan yang harus diatasi yang dituangkan secara rinci. seperti: (1) melakukan evaluasi diri tentang cara dan
strategi apa yang selama ini telah dilaksanakan; dan (2) melakukan evaluasi
terhadap output dan outcome (dampak). Dengan melakukan
evaluasi diri tersebut dapat ditemukan gap
(kesenjangan) antara teori atau regulasi dengan pelaksanaan dan/atau hasil
pengawasan sekolah sehingga muncul ide dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut demi memecahkan masalah yang
dihadapi dalam pengawasan sekolah, sehingga meningkatkan kualitas pelaksanaan
dan hasil pengawasan.
·
menuliskan bagaimana, langkah/metode yang
dilakukan oleh pengawas sekolah, tentang alat dan atau instrumen yang
digunakan, tempat dan waktu, lembaga mana yang menunjang pelaksanaan sehingga
kegiatan tersebut dinyatakan sebagai pengalaman terbaiknya dalam memecahkan masalah
dan juga dihubungkan dengan kajian teori/tinjauan pustaka yang menunjang.
·
menunjukkan keaslian, kejelasan, dan
kecermelangan ide/gagasan terkait dengan upaya pemecahan masalah. Uraian ini
merupakan inti tulisan Best Practice.
·
menguraikan hasil yang dicapai dan indikator
berikut harus dijelaskan agar laporannya dikatagorikan sebagai best practice.
·
menjelaskan bahwa hasilnya luar biasa (outstanding) dengan membanding data-data
yang ada baik disekolah sendiri maupun sekolah lain.
·
menjelaskan bahwa langkah yang ditempuh cukup
inovatif (aspek apanya). Inovatif berarti langkah yang diambil tidak seperti
biasanya yang dilakukan orang.
·
menguraikan bahwa hasilnya dikatagorikan
lestari/tidak sesaat. Contoh: keberhasilan yang dicapai atas usahanya telah
berlangsung beberapa tahun bahkan semakin meningkat.
·
menjelaskan bahwa langkah langkah yang diambil
sangat efisien dan ekonomis.
·
Menguraikan tentang [A5] hasil
pemecahan masalah yang[A6]
telah dilakukan, dan harus didukung dengan data yang benar (lampirkan).
d.
Bab IV Simpulan dan Saran
Bab ini berisi uraian
tentang hal-hal yang dapat disarikan dari pengalaman terbaik tersebut. Simpulan
diikuti dengan saran atau rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak terkait
dengan pemecahan masalah.
Bagian Penunjang
Bagian
ini berisi daftar pustaka dan semua data lampiran yang dipakai untuk menunjang
tulisan. Bagian penunjang antara lain memuat.
a.
Daftar Hadir
b.
Foto kegiatan
c.
Contoh instrumen yang telah diisi
d.
Media/alat yang
digunakan
e.
Hasil Best Practice (antara lain: hasil kerja,
bukti yang menggambarkan perubahan setelah melaksanakan
best practice).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar