Senin, 30 September 2013
Kamis, 19 September 2013
Taksonomi Bloom
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Untuk dapat mewujudkan prinsip yang ketiga diperlukan pemahaman ulang tentang Taksonomi Bloom sebagai pedoman dalam proses pembelajaran maupun dalam penilaian. Taksonomi Bloom dapat di unduh disini!
Data Profil
Untuk melengkapi data base sinergitas antara Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, diperlukan dukungan data yang lengkap, maka kami mohon bapak ibu Kepala SMP dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas untuk membantu melengkapi data yang tersedia diformat 3.14, format data profil dapat di Download di sini, Terima kasih atas kerjasamanya.
Senin, 09 September 2013
Pembelajaran Berbasis scientifik
Kurikulum 2013 mengamanatkan pembelajaran dengan pendekatan Scientifik.
Pergantian kurikulum berapa kalipun
tidak akan bisa memperbaiki kualitas pendidikan jika tidak di barengi dengan
perubahan pola pikir atau midset pendidiknya, terutama dalam proses
pembelajaran. Maka dengan kurikulum 2013 ini hal yang paling urgen adalah
prubahan proses pembelajaran yang berbasis ilmiah.
Kurikulum 2013 mengamanatkan proses
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
atau scientifik, pendekatan ini wajib dilaksanakan untuk semua mata pelajaran
karena Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive
reasoning) ketimbang penalaran deduktif
(deductivereasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik simpulan yang spesifik.
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif
hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian
membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru
sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar
lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar
50-70 persen.
Langganan:
Postingan (Atom)