Jumat, 18 Mei 2018

Best Practice


PENULISAN LAPORAN BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH


1.         Pengantar

Peningkatan kompetensi pengawas sekolah salah satunya dapat dilakukan dengan pengembangan profesi. Unsur pengembangan profesi pengawas sekolah banyak macamnya yaitu membuat karya ilmiah/karya tulis, membuat karya inovasi, membuat karya seni, dan menterjemahkan buku. Pada sub unsur membuat karya ilmiah/karya tulis salah satu diantaranya adalah menyusun laporan pengalaman terbaik/best practice dari kegiatan pengawasan yaitu melakukan pembinaan guru/kepala sekolah, memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan menilai guru dan/atau kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya
Materi ini disusun untuk mempermudah peserta bimtek memahami pengertian, ciri-ciri dan tahapan dalam menulis laporan best practice. Dengan harapan pada akhir pembelajaran, peserta bimtek memiliki pemahaman tentang materi tersebut sehingga mempunyai gambaran kongkrit tentang best practice pengawas sekolah yang akhirnya mampu menyusun pengalaman terbaiknya untuk dibagikan pada pengawas sekolah lain, dan yang lebih penting dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki kualitas pembimbingan/ pembinaan terhadap guru/kepala sekolah.


2.         Uraian Materi

Materi pada KP 1 menguraikan tentang pengertian, ciri-ciri dan tahapan best practice pengawas sekolah.
a.        Pengertian Best Practice
Kata best Practice digunakan untuk mendeskripsikan atau menguraikan “pengalaman terbaik” dari keberhasilan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai masalah dalam melaksanakan pengawasan kepada sekolah binaan, kepala sekolah dan/atau guru binaan. Jadi best practice bukan laporan kegiatan tugas pokok pengawas sekolah.
Best practice merupakan butir kegiatan 5 dari sub unsur pembuatan karya tulis dan atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan pada unsur pengembangan profesi yaitu menyampaikan prasaran berupa gagasan tinjauan dan atau ulasan ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan dalam pertemuan ilmiah. Dengan demikian satuan hasil best practice berupa naskah karya tulis pengawas sekolah yang berisi uraian ide/gagasan atau pengalaman nyata penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal/kepengawasan yang ada di sekolah-sekolah dalam wilayah binaannya.

b.        Ciri-Ciri Best Practice
Dalam penulisan best practice terdapat ciri-ciri yang harus ada pada laporan tersebut. Ciri-ciri best practice adalah [A1] sebagai berikut:
1)        Best practice mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam memecahkan suatu masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran;
2)        Best practice membawa sebuah perubahan/perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result) baik secara kualitatif maupun kuantitatif;
3)        Best practice mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan/tidak sesaat;
4)        Best practice mampu menjadi model dan memberi inspirasi kepada teman sejawat, guru/kepala sekolah binaan dan pembuat kebijakan (pejabat); dan
5)        Cara dan metoda yang dilakukan dan atau digunakan bersifat ekonomis dan efisien.

c.        Tahapan Best Practice
Tahapan penulisan Best pratice atau pengalaman terbaik pengawas sekolah dilaksanakan secara sistematis melalui pendekatan ilmiah, artinya penulisan laporan best practice tersebut dilandasi suatu teori yang relevan dengan masalah pendidikan dan pengawasan yang telah ada sebelumnya.
Penulisan laporan best practice atau pengalaman terbaik di bidang pengawasan, memerlukan ilmu pengetahuan dan seni pengawasan sebagai landasannya agar diperoleh metode yang inovatif dan kreatif. Dibutuhkan data yang mendukung dalam penyusunan laporan best practice. Data yang dilampirkan nyata dialami pengawas sekolah selama mengatasi permasalahan, meningkatkan mutu pendidikan dan/atau mengembangkan pengawasan.
Penyusunan laporan best practice melalui tahapan-tahapan tertentu. Agar laporan kegiatan pengawasan dapat dikategorikan best practice, jika pengawas sekolah melakukan tahapan-tahapan berikut: (1) melakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi apa yang selama ini telah dilaksanakan; dan (2) melakukan evaluasi terhadap output dan outcome (dampak). Dengan melakukan evaluasi diri ditemukan kesenjangan antara teori atau regulasi/teori/konsep dengan pelaksanaan dan/atau hasil pengawasan sekolah sehingga akan muncul ide dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut demi memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pengawasan, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Laporan best practice pengawas sekolah, merupakan sebuah publikasi ilmiah yang memaparkan pengalaman terbaik dalam mengatasi masalah pendidikan pada sekolah/guru binaan selama melaksanakan tugas pengawasan.










Laporan best practice tidak sama dengan laporan kegiatan pengawasan, walaupun kegiatan yang diangkat dalam laporan best practice berasal dari salah satu kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Selama satu tahun dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, pengawas sekolah perlu mengkaji dan mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilakukan. Dari kajian setiap kegiatan yang sudah dilakukan pengawas sekolah diperhatikan hasil (outstanding) mana yang luar biasa. Hasil yang luar biasa dalam peningkatan mutu pendidikan atau kegiatan pengawasan ini merupakan bahan dalam menyusun laporan best practice.

Setiap pengawas sekolah dituntut menyusun program tahunan dan melaksanakan program itu sesuai dengan jadwal kegiatannya. Banyak kegiatan pengawas sekolah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pengalaman terbaik[A2] /best practice. Jenis kegiatan pengawas sekolah yang dapat dijadikan sebagai bahan best practice, antara lain:
1.        menyusun program pengawasan;
2.        melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;
3.        memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan;
4.        melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah;
5.        melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan;
6.        mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi;
7.        menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya;
8.        melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah;
9.        melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
10.     mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah;
11.     membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan
12.     melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
Sangat mudah bagi pengawas sekolah untuk menyusun laporan best practice jika mencermati macam-macam kegiatan pengawasan di atas. Karena pada dasarnya kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh pengawas sekolah selama melakukan tugas dan fungsi sebagai pengawas sekolah.

1.         Pengantar

Setiap kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dapat digunakan sebagai bahan penulisan laporan best practice. Asalkan pengawas sekolah mampu menjelaskan cara pemecahan masalah, cara peningkatan kualitas pembelajaran, atau cara peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan melalui tindakan yang dipandang inovatif, efektif, dan kreatif. Langkah-langkah yang dipilih oleh pengawas sekolah harus tertulis secara rinci.
Penulisan laporan best practice berisi bagian awal, bagian isi, dan bagian penunjang. Bagian isi perlu menjelaskan tindakan yang digunakan pengawas sekolah dalam pemecahan masalah, peningkatan kualitas pembelajaran, atau peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Bagian penunjang perlu melampirkan beberapa dokumen yang mendukung kegiatan tersebut.

2.         Uraian Materi

Laporan best practice ditulis dengan sistematika penulisan baku. Sistematika laporan best practice wajib memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian penunjang yang dilengkapi dengan bukti fisik pendukung kegiatan tersebut.
Kerangka/sistematika Laporan Best Practice pada umumnya adalah sebagai berikut:
Bagian Awal terdiri atas
·               halaman judul;
·               lembaran persetujuan;
·               kata pengantar;
·               daftar isi,
·               abstrak atau ringkasan,
·               daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada).
Lembar persetujuan ditandatangani disahkan dan oleh Koordinator Pengawas. Namun apabila penulisnya adalah koordinator pengawas, maka lembar pengesahan disahkan dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani bidang pendidikan.
Bagian isi terdiri atas:
a.         Bab I Pendahuluan:
·                Menjelaskan tentang latar belakang timbulnya cara peningkatan kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan secara keseluruhan, rumusan dan pendekatan masalah, tujuan, dan manfaat.
·                Latar belakang menguraikan mengapa dan bagaimana peningkatan kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan itu terjadi serta justifikasi bahwa peningkatan kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan tersebut sangat penting untuk dipecahkan, mengingat dampak terhadap proses pengawasan/pendidikan sangat signifikan.
·                Pendekatan yang digunakan menguraikan [A3] berbagai cara dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan/atau mutu pendidikan, jelaskan bahwa cara yang dipilih adalah yang terbaik (inovatif, ekonomis, lestari).
·                Tujuan dan manfaat menguraikan identifikasi masalah, proses pemecahan dan manfaat hasil yang diperoleh.
b.        Bab II Kajian Teori/ Kajian Pustaka
Bab ini berisi tentang teori-teori[A4] /konsep-konsep yang digunakan untuk menganalisis hasil peningkatan kualitas pembelajaran dan/ atau mutu pendidikan yang dilakukan dalam pengawasan/ pendidikan. Kajian teori/kajian pustaka dapat berupa laporan hasil penelitian/best practice terdahulu yang relevan dengan tema best practice yang sedang dilakukan baik dalam artikel dalam jurnal ilmiah maupun dalam bentuk buku.
c.         Bab III Pembahasan
Pembahasan yang digunakan harus didukung data yang ada di sekolah. Pada Bab ini harus ada kejelasan ide atau gagasan asli penulis yang terkait dengan upaya pemecahan masalah dan sudah berhasil diterapkan. Langkah-langkah pembahasan masalah antara lain:
·                menjelaskan cara pemecahan masalah dengan menguraikan langkah-langkah atau cara-cara dalam memecahkan masalah, termasuk hambatan-hambatan yang harus diatasi yang dituangkan secara rinci. seperti: (1) melakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi apa yang selama ini telah dilaksanakan; dan (2) melakukan evaluasi terhadap output dan outcome (dampak). Dengan melakukan evaluasi diri tersebut dapat ditemukan gap (kesenjangan) antara teori atau regulasi dengan pelaksanaan dan/atau hasil pengawasan sekolah sehingga muncul ide dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut demi memecahkan masalah yang dihadapi dalam pengawasan sekolah, sehingga meningkatkan kualitas pelaksanaan dan hasil pengawasan.
·                menuliskan bagaimana, langkah/metode yang dilakukan oleh pengawas sekolah, tentang alat dan atau instrumen yang digunakan, tempat dan waktu, lembaga mana yang menunjang pelaksanaan sehingga kegiatan tersebut dinyatakan sebagai pengalaman terbaiknya dalam memecahkan masalah dan juga dihubungkan dengan kajian teori/tinjauan pustaka yang menunjang.
·                menunjukkan keaslian, kejelasan, dan kecermelangan ide/gagasan terkait dengan upaya pemecahan masalah. Uraian ini merupakan inti tulisan Best Practice.
·                menguraikan hasil yang dicapai dan indikator berikut harus dijelaskan agar laporannya dikatagorikan sebagai best practice.
·                menjelaskan bahwa hasilnya luar biasa (outstanding) dengan membanding data-data yang ada baik disekolah sendiri maupun sekolah lain.
·                menjelaskan bahwa langkah yang ditempuh cukup inovatif (aspek apanya). Inovatif berarti langkah yang diambil tidak seperti biasanya yang dilakukan orang.
·                menguraikan bahwa hasilnya dikatagorikan lestari/tidak sesaat. Contoh: keberhasilan yang dicapai atas usahanya telah berlangsung beberapa tahun bahkan semakin meningkat.
·                menjelaskan bahwa langkah langkah yang diambil sangat efisien dan ekonomis.
·                Menguraikan tentang [A5] hasil pemecahan masalah yang[A6]  telah dilakukan, dan harus didukung dengan data yang benar (lampirkan).

d.        Bab IV Simpulan dan Saran
Bab ini berisi uraian tentang hal-hal yang dapat disarikan dari pengalaman terbaik tersebut. Simpulan diikuti dengan saran atau rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak terkait dengan pemecahan masalah.

Bagian Penunjang
Bagian ini berisi daftar pustaka dan semua data lampiran yang dipakai untuk menunjang tulisan. Bagian penunjang antara lain memuat.
a.        Daftar Hadir
b.        Foto kegiatan
c.         Contoh instrumen yang telah diisi
d.        Media/alat yang digunakan
e.        Hasil Best Practice (antara lain: hasil kerja, bukti yang menggambarkan perubahan setelah melaksanakan best practice).


 [


Tidak ada komentar:

Posting Komentar