1. Konsep Supervisi Akademik
2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Tujuan supervisi akademik adalah:
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing
penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
Supervisi
akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner,
1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik
berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
a. Praktis, artinya mudah
dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya
dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan
sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan
sebenarnya
a. Antisipatif, artinya mampu
menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
b. Konstruktif, artinya
mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran.
c. Kooperatif, artinya ada kerja
sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
d. Kekeluargaan, artinya
mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
e. Demokratis, artinya supervisor
tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
f. Aktif, artinya guru dan
supervisor harus aktif berpartisipasi.
g. Humanis, artinya mampu
menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
antusias, dan penuh humor
h. Berkesinambungan (supervisi
akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
i. Terpadu, artinya
menyatu dengan dengan
program pendidikan.
j. Komprehensif, artinya memenuhi
ketiga tujuan supervisi akademik di atas (Dodd, 1972).
4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi
akademik
a. Kompetensi
kepribadian.
b.
Kompetensi pedagogik.
c.
Kompotensi profesional.
d. Kompetensi sosial
Sering dijumpai adanya kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi akademik hanya datang ke sekolah dengan membawa
instrumen pengukuran kinerja. Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran
terhadap kinerja guru yang sedang mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya,
seakan-akan supervisi akademik sama dengan pengukuran kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
Perilaku supervisi akademik
sebagaimana diuraikan di atas merupakan salah satu contoh perilaku supervisi
akademik belum baik. Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan
memberikan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi supervisi akademik.
Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif sangat kecil artinya bagi
peningkatan mutu guru dalam mengelola
proses pembelajaran. Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja
guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti
sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan
akreditasi guru belaka.
Hal ini sangat berbeda dengan konsep
supervisi akademik. Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran
demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan
menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa
terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila
di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka
menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah
satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian
kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian
estimasi mutu kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan
supervisi akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru mengembangkan
kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan
penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu
dikembangkan dan cara mengembangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar